Bukit Kikisan
Bukit Kikisan terletak
di dusun Bintang Desa Ngaringan Kecamatan Gandusari. Bukit ini berdekatan
dengan aliran Sungai Semut, Sungai Semut merupakan sungai yang membawa air melimpah dari Gunung Gajah Mungkur, kadang
kala sungai ini membawa limpahan lahar dingin dari Gunung Kelud. Apabila musim
penghujan sering mengalami banjir besar, sehingga air meluap sampai ke perkampungan
Bintang dan sekitarnya.
Di zaman
Belanda pernah terjadi banjir yang sangat besar sehingga banjir tersebut
menerjang wilayah Ngaringan dan sekitarnya. Banyak kerugian yang dialami oleh
pemerintah Belanda maupun masyarakat sekitar. Perkebunan tebu dan kopi milik
Belanda hancur sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk merehabilitasi. Untuk
menanggulangi supaya tidak terjadi banjir yang menerjang wilayah Ngaringan dan
sekitarnya, pemerintah Belanda membuat Tangkis (penangkis) serta menanami
tanaman yang bermacam-macam. Dengan adanya Tangkis (penangkis) dan tanaman
tersebut maka aliran Sungai Semut mengalir pada jalurnya sehingga tidak merusak
perkampungan dan perkebunan yang ada.
Nama
Kikisan diambil dari nama Tangkis yang artinya menangkis atau menolak terjangan
aliran Sungai Semut. Masyarakat sekitar
menyebutnya “Kikisan”. Wilayah ini
sangat bermanfaat. Selain untuk menolak
aliran Sungai Semut juga sangat bermanfaat untuk penghijauan, wisata, Penghasil
Oksigen dan cagar alam. Dengan cagar alam maka banyak hewan dan tanaman
terlindungi.
Kita harus
ikut menjaga dan melestarikan pepohonan yang ada, kita tidak boleh menebang
atau merusak ekosystem disekitar Kikisan. Cara kita memelihara dan melestarikan
adalah: tidak membuang sampah di sembarang tempat, menanam kembali pepohonan
yang rusak, tidak mengambil atau merusak ekosistem yang sudah ada, memberi
peringatan atau himbauan supaya orang lain tidak merusak.
Sumber: Mochammad Yusuf, S.Pd.I
“Selamat Menikmati Indahnya Alam Ciptaan Alloh SWT”